Sambutan Mid-Autumn: Kisah Dan Legenda
Festival Mid-Autumn atau Festival Bulan Purnama adalah perayaan tradisional Asia Timur yang dirayakan setiap tahun pada hari ke-15 bulan ke-8 dalam kalender lunisolar Tiongkok. Perayaan ini jatuh pada bulan September atau Oktober di kalender Gregorian.
Berikut adalah beberapa kisah dan legenda terkait Festival Mid-Autumn:
1. Legenda Chang'e dan Bulan
Legenda Chang'e mungkin merupakan cerita yang paling terkenal yang dikaitkan dengan Festival Mid-Autumn. Kisah ini berpusat pada seorang wanita cantik bernama Chang'e, yang suaminya, Hou Yi, adalah seorang pemanah legendaris yang pernah menyelamatkan dunia dari sepuluh matahari.
Berikut ini cerita lengkapnya:
Hou Yi, setelah mengalahkan sembilan matahari yang jahat, diberi pil keabadian oleh ratu surga. Namun, pil tersebut hanya untuk satu orang. Hou Yi memilih untuk membagi pil tersebut dengan Chang'e. Namun, salah satu penjahat yang ingin membunuh Hou Yi menyusup ke rumah mereka dan mencuri pil keabadian. Chang'e, untuk mencegah pil tersebut jatuh ke tangan yang salah, menelan pil tersebut.
Setelah menelan pil tersebut, Chang'e terbang ke langit dan mendarat di bulan. Hou Yi, yang patah hati karena kehilangan istrinya, meletakkan makanan favorit Chang'e di halaman sebagai persembahan.
Pada malam Festival Mid-Autumn, orang-orang Tiongkok melihat ke bulan dan melihat Chang'e di sana, sendirian. Kisah ini mengajarkan tentang pengorbanan, cinta, dan kesedihan.
2. Kisah Yutu (Kelinci Bulan)
Di samping Chang'e, Yutu (Kelinci Bulan) juga merupakan tokoh penting dalam cerita rakyat Festival Mid-Autumn. Legenda mengatakan bahwa Yutu adalah kelinci yang setia yang tinggal di bulan bersama Chang'e.
Kisah Yutu menceritakan tentang kelinci yang sangat baik hati yang suka membantu orang lain. Suatu hari, Yutu bertemu dengan seorang juru masak yang lapar dan menawarkan diri untuk memasak makanannya. Yutu masuk ke dalam api untuk membuat makanan yang lezat bagi juru masak tersebut. Pengorbanan Yutu dilihat oleh Dewi Bulan yang terkesan dan membawanya ke bulan untuk menemani Chang'e.
Cerita ini mengajarkan tentang kebaikan, empati, dan pengorbanan.
3. Asal Usul Kue Bulan
Kue bulan adalah makanan tradisional yang dimakan selama Festival Mid-Autumn. Kisah tentang kue bulan ini berkisah tentang seorang pemberontak bernama Wu Gang yang dihukum oleh dewa karena melakukan kejahatan. Hukumannya adalah untuk menebang pohon kayu manis yang ajaib di bulan.
Namun, setiap kali Wu Gang menebang pohon tersebut, pohon itu akan segera tumbuh kembali. Wu Gang, frustasi, akhirnya belajar untuk membuat kue bulan dari kayu manis. Karena itu, kue bulan dianggap sebagai simbol persatuan dan harapan.
4. Arti Budaya Festival Mid-Autumn
Festival Mid-Autumn adalah perayaan penting bagi orang-orang di berbagai budaya di Asia Timur. Ini adalah waktu untuk bersatu dengan keluarga dan teman-teman, menikmati keindahan bulan purnama, dan bersyukur atas berkah yang diterima.
Berikut adalah beberapa kegiatan tradisional selama Festival Mid-Autumn:
- Menonton Bulan Purnama: Orang-orang akan berkumpul bersama untuk menikmati keindahan bulan purnama yang bersinar terang di malam hari.
- Makan Kue Bulan: Kue bulan adalah makanan tradisional yang dimakan selama perayaan ini.
- Menyalakan Lentera: Lentera tradisional seringkali berbentuk bulan, hewan, atau tokoh-tokoh terkenal.
- Bermain Permainan: Berbagai permainan seperti tebak-tebakan dan permainan tradisional lainnya dimainkan untuk menambah kesenangan pada perayaan.
Kesimpulan:
Festival Mid-Autumn adalah perayaan yang penuh makna dan tradisi yang dirayakan di berbagai budaya di Asia Timur. Kisah dan legenda yang dikaitkan dengan Festival Mid-Autumn memberikan makna yang mendalam tentang persatuan, cinta, harapan, dan pengorbanan.
Perayaan ini merupakan kesempatan untuk menghargai keindahan alam dan untuk bersyukur atas berkah yang diterima dalam kehidupan.
