Festival Kue Bulan: Makna & Sejarah Perayaan
Festival Kue Bulan, juga dikenal sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur atau Festival Bulan Penuh, adalah perayaan budaya yang penting di berbagai negara Asia Timur, terutama di Tiongkok, Vietnam, Korea, dan Jepang. Dirayakan pada malam bulan purnama ke-15 bulan kedelapan dalam kalender lunar Tiongkok, festival ini dipenuhi dengan tradisi, makanan lezat, dan simbolisme yang mendalam.
Sejarah Festival Kue Bulan
Asal-usul Festival Kue Bulan dapat ditelusuri kembali ke lebih dari 3.000 tahun yang lalu ke zaman Dinasti Zhou di Tiongkok. Pada awalnya, festival ini dikenal sebagai Festival Penghargaan Bulan, di mana orang-orang akan memberikan persembahan kepada Dewi Bulan, Chang'e, untuk meminta panen yang baik dan kesehatan.
Legenda Chang'e: Kisah Chang'e, dewi bulan yang abadi, menceritakan tentang seorang pemanah bernama Hou Yi yang menerima pil keabadian dari Ratu Barat. Ketika Hou Yi tidak ada, istrinya, Chang'e, menelan pil itu untuk mencegah Hou Yi dari tangan seorang penjahat yang menginginkannya. Sebagai akibatnya, Chang'e terbang ke bulan dan menjadi dewi bulan.
Seiring berjalannya waktu, tradisi memberikan persembahan berkembang menjadi perayaan keluarga yang melibatkan berbagi makanan, menghormati bulan, dan menyaksikan bulan purnama yang bersinar terang. Kue bulan, yang dulunya adalah persembahan kepada dewi, menjadi makanan pokok festival ini.
Makna dan Simbolisme Festival Kue Bulan
Festival Kue Bulan sarat dengan makna dan simbolisme:
- Persatuan dan Keluarga: Festival ini merupakan waktu bagi keluarga untuk berkumpul, berbagi makanan, dan merayakan kebersamaan.
- Keberuntungan dan Kemakmuran: Bulan purnama melambangkan kemakmuran dan kelimpahan.
- Harapan dan Keinginan: Orang-orang biasanya membuat keinginan saat mereka melihat bulan purnama, berharap semoga keberuntungan dan kebahagiaan.
- Keindahan dan Cahaya: Bulan purnama mewakili kecantikan dan cahaya yang menerangi kegelapan.
Tradisi dan Aktivitas Festival Kue Bulan
Festival Kue Bulan dirayakan dengan berbagai tradisi dan aktivitas, termasuk:
- Menikmati Kue Bulan: Kue bulan berbentuk bulat dengan berbagai rasa dan isian, seperti kacang merah, biji wijen, atau lotus. Kue ini dibagi dan dimakan bersama keluarga dan teman.
- Menyaksikan Bulan Purnama: Orang-orang biasanya berkumpul di luar ruangan untuk menyaksikan bulan purnama dan menikmati pemandangannya.
- Lentera: Anak-anak akan membawa lentera berbentuk binatang atau tokoh legenda. Lentera menjadi simbol cahaya dan harapan.
- Tarian Singa dan Naga: Tarian tradisional ini sering dilakukan selama festival untuk membawa keberuntungan dan kegembiraan.
Perayaan Festival Kue Bulan di Berbagai Negara
Festival Kue Bulan dirayakan dengan cara yang sedikit berbeda di berbagai negara:
- Tiongkok: Festival ini adalah hari libur nasional di Tiongkok. Orang-orang biasanya mengunjungi keluarga, makan kue bulan, dan menyaksikan pertunjukan tradisional.
- Vietnam: Di Vietnam, festival ini dikenal sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur dan dirayakan dengan lampu lentera dan makanan tradisional seperti kue bulan dan buah-buahan.
- Korea: Festival ini dikenal sebagai Chuseok dan merupakan festival panen utama di Korea Selatan. Orang-orang mengunjungi kuburan leluhur, berbagi makanan, dan melakukan kegiatan tradisional seperti permainan rakyat.
- Jepang: Festival ini dikenal sebagai Tsukimi dan dirayakan dengan mengagumi bulan purnama dan menikmati makanan tradisional seperti dango (kue mochi).
Kesimpulan
Festival Kue Bulan adalah perayaan budaya yang penting yang menyatukan orang-orang di seluruh Asia Timur. Melalui tradisi, makanan, dan simbolisme yang mendalam, festival ini merayakan persatuan keluarga, kemakmuran, dan keindahan alam.
